Ribuan Warga Rela Begadang Demi Tonton Wayangan dan Campursari di Menganti Gresik

 

menganti

 

GRESIK – Ribuan warga Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, rela memadati Desa Menganti, hanya untuk menikmati tontonan wayang kulit dan campursari yang didukung Sukun King Size, Minggu (6/11/2016).

Dengan dalangnya adalah Ki Surwedi dari Sidoarjo, Jawa Timur. Warga rela begadang semalam suntuk, demi menikmati wayang hingga tuntas. Bahkan, semakin malam, suasana pentas wayang juga kian ramai.

”Alhamdulillah lancar n sukses. Kami atas nm panitia mengucapkan trmmksh atas dukungan dr Sukun,” kata Ketua Panitia kegiatan Sedekah Bumi, M Ghufron.

Perhelatan wayang tersebut merupakan bagian dari rentetan acara Sedekah Bumi yang digelar Pemerintah Desa (Pemdes) dan masyarakat Desa Menganti.

Diketahui, Sedekah Bumi diadakan pada 2-6 November 2016. Sedekah Bumi bertujuan untuk mensyukuri  rezeki yang dianugerahkan Allah SWT kepada warga setempat. Kegiatan juga sebagai bentuk peningkatkan solidaritas, kebersamaan antarwarga.

Kegiatan bisa juga disebut sebagai ruwat desa. Even itu dilakukan hampir setiap tahun. Biasanya, warga mengadakan setiap bulan September. Hanya pada tahun ini, kegiatan diadakan di November dikarenakan ada beberapa sebab.

 

menganti-2

 

Kegiatan Sedekah Bumi diisi dengan berbagai acara. Pada 2-4 November digelar lomba Religi Bebas. Kegiatan meliputi lomba Selawat Bebas tingkat SD dan SMP. Di lomba ini setiap grup dibatasi anggotanya 10 orang. Di lomba Religi Bebas lainnya adalah Azan, Tartil, Qiroah.

Kemudian pada Sabtu (5/11/2016), panitia mengadakan pengajian dengan pengisinya  KH Syahroni Fadlan dari Sidoarjo, Jawa Timur. Ghufron melanjutkan, panitia akan kembali memeriahkan rentetan acara lainnya. Yakni pada Minggu (6/11/2016). Di antaranya adalah acara Jalan Sehat yang dimulai pukul 06.00 WIB-11.00 WIB. Startnya mulai dari kantor Balai Desa Menganti-keliling kampung-dan finish ke kantor balai desa. Jaraknya sekitar 2 km.

Dilanjutkan lagi acara Kirab Tumpeng pada pukul 13.00 WIB. Mulai dari tugu hingga berakhir di lapangan desa setempat. Panitia baru melanjutkan acara lagi pada pukul 20.00 WIB berupa Campursari. Setelah itu selesai, lanjut Ghufron, kegiatan puncak digelar. Yaitu Wayang Kulit. (*)

Tinggalkan komentar