Berangkat dari visi seorang putra daerah, PR. Sukun merupakan sebuah perusahaan sigaret yang mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
kretek Indonesia.
Harmonisnya sinergi antara generasi lama dan penerusnya, menjadi kunci keberhasilan PR. Sukun dalam meniti masa yang terus berganti.
Merangkai kisah, memberi makna, dan merawat tradisi akan perjalanan cita rasa nusantara

Kisah Perjalanan PR Sukun

Kisah perjalanan PR Sukun diawali dari Mc. Wartono, putra keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga bapak Singo Sarpani, Kepala Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kudus. PR Sukun didirikan pada 1947 dengan penyebaran yang ketika itu masih sebatas Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, PR Sukun telah berkembang pesat dengan penyebaran yang telah menjangkau hingga Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Sulawesi.

Kisah Rokok Nusantara

Membicarakan rokok khas Indonesia atau rokok nusantara, kita tidak bisa melepaskan diri dari rokok kretek. Istilah kretek sendiri muncul dari bunyi gemeretak yang dihasilkan racikan tembakau dan cengkeh yang ada di dalam rokok saat dinyalakan dengan api.

Campuran cengkeh dalam tembakau ini merupakan inovasi yang tak ditemukan dari rokok-rokok negara lain. Inovasi pengolahan tembakau dan cengkeh ini oleh sebagian kalangan turut dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat Nusantara yang memiliki tradisi mengunyah pinang yang sering kali dicampur dengan daun tembakau yang sudah diiris-iris dan dikeringkan.

Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Ketrampilan tangan menjadi kunci pembuatan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Tak hanya itu, komposisi antara tembakau, cengkeh, dan saus, menjadi kunci dari rasa spesifik yang dimiliki produk SKT PR. Sukun.

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Dengan menggunakan mesin berteknologi terkini, Sigaret Kretek Mesin (SKM) PR. Sukun menghasilkan rokok-rokok modern berfilter yang digemari dan mengikuti selera generasi kekinian.

Rokok Klobot

Sensasi eksotik menjadi andalan rokok klobot yang masih mempertahankan unsur tradisional dalam pembuatannya. Tembakau dan cengkeh digulung dengan tangan dan kemudian dibungkus daun jagung (klobot).