PR SUKUN MENSUPPORT TRADISI SEDEKAH BUMI DAN PERANG OBOR YANG RUTIN DIGELAR TAHUNAN OLEH WARGA TEGAL SAMBI JEPARA

image

Sukun Executive mensupport tradisi tahunan sedekah bumi dan perang obor yang digelar oleh warga Tegalsambi, Jepara pada Senin (2/5/2016).
Ribuan warga Jepara berkumpul untuk menonton tradisi tersebut.

image

Seusai dibuka dengan doa, obor yang terbuat dari pelepah kelapa dan pisang kering disulut api oleh Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi dan Wakil Bupati Jepara, Subroto. Perang obor pun dimulai.
Para peserta yang berjumlah 34 orang dan merupakan perwakilan dari masing-masing RT di desa Tegalsambi masing-masing sudah memegang obor mereka, mengambil kuda-kuda untuk siap menyerang lawannya.
Seketika para peserta saling serang, dalam perang obor tidak mengenal istilah kawan atau lawan, karena peserta bisa menyerang peserta manapun.

image

Panitia menyediakan sekitar 300 obor yang akan digunakan peserta. Perang obor yang dimulai pukul delapan malam tersebut berlangsung sekitar satu jam atau setelah semua pelepah kelapa habis terbakar.
Untuk mengobati peserta maupun penonton yang mengalami luka bakar, panitia telah menyediakan obat berupa ramuan dedaunan yang telah diberi minyak kelapa.
Meski harus menanggung konsekuensi mengalami luka bakar selama perang obor berlangsung, para peserta mengaku tidak kapok untuk ambil bagian dalam perang obor tersebut.

image

Tradisi perang obor konon bermula dari cerita Kiai Babadan yang mempunyai banyak hewan ternak. Beliau memerintahkan Ki Gemblong untuk merawat hewan ternaknya.
Pada suatu hari, Ki Gemblong lalai akan tugasnya. Ia malah sibuk mencari ikan di sungai bukan merawat hewan ternak milik Kiai Babadan. Karena tidak terurus, hewan ternak itu pun terkena wabah penyakit. Kiai Babadan yang mengetahui hal tersebut marah dan memukulkan pelepah kelapa yang dibakar ke punggung Ki Gemblong. Tidak terima dengan perlakuan Kiai Babadan, Ki Gemblong membalasnya dengan memukulkan pelepah kelapa yang dibakar itu sehingga keduanya terlibat perang obor.
Saat perang berlangsung, hewan ternak justru lari dan sembuh dari penyakit. Perang obor ternyata mampu menjauhkan mereka dari petaka.
Sejak saat itu, perang obor tumbuh menjadi tradisi yang digelar setiap tahun. Tradisi unik ini digelar bersamaan dengan puncak sedekah bumi sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan.

Tinggalkan komentar